Emas sebagai investasi?

Sebenarnya apa sih artinya kata2 “investasi” itu? beberapa definisi ”investasi” menurut google define adalah sebagai berikut:

  1. The action or process of investing money for profit or material result
  2. A thing that is worth buying because it may be profitable or useful in the future
  3. An act of devoting time, effort, or energy to a particular undertaking with the expectation of a worthwhile result
  4. Laying out money or capital in an enterprise with the expectation of profit
  5. The commitment of something other than money (time, energy, or effort) to a project with the expectation of some worthwhile result
  6. To put your money into CDs, money market accounts, mutual funds, savings accounts, bonds, stocks or objects that you hope will grow in value and earn a profit
  7. Investment is the commitment of money or capital to purchase financial instruments or other assets in order to gain profitable returns in the form of interest, income (dividend), or appreciation of the value of the instrument

Apakah terminologi ”investasi emas” memenuhi definisi diatas? Secara sederhana, saya sendiri memahami kata2 “investasi” sebagai kegiatan mengalokasikan sumber daya (biasanya diartikan sebagai uang) yang kita miliki, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.

Kita sering mendengar bahwa harga emas terus saja naik dari waktu ke waktu, sehingga setelah sekian waktu, kita bisa menjual kembali emas kita dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya dulu, sehingga dikatakan kita mendapat keuntungan/profit. Apa benar?

Secara umum, menurut saya jawabannya adalah tidak benar.

Kegiatan membeli dan menyimpan emas bukanlah investasi.

Penjelasan yang lebih tepat adalah bahwa uang kertas lah yang mengalami devaluasi atau penurunan purchasing power. Kita kaum Muslim tentu pernah mendengar bahwa di zaman Rasulullah dulu, harga seekor kambing yang baik (kelas 40 kg) adalah sekitar 1 Dinar, dan hari ini pun ternyata harga seekor kambing tetap sekitar 1 Dinar. Jadi kalau 1400 tahun yang lalu kita punya 1 Dinar, maka 1 Dinar tersebut hari ini memiliki purchasing power yang praktis tetap dan sama sekali tidak bertambah. Dalam kasus ini, setelah disimpan selama 1400 tahun, profit yang kita dapat adalah 0%.

Beberapa dari kita mungkin pernah melihat grafik yang menggambarkan ”harga emas” dari waktu ke waktu, grafik semacam ini:

Harga emas selama 10 tahun terakhir dalam US Dollar

Grafik semacam saya katakan agak misleading, karena kita jadi dapat kesan bahwa harga emas terus saja naik dalam 10 tahun terakhir. Padahal grafik tersebut lebih menggambarkan purchasing power uang kertas yang terus menurun dalam 10 tahun terakhir.

Lalu bagaimana dengan Yen? well, secara umum trend nya hampir sama dengan Dollar, berikut ini adalah grafik harga emas selama 2 tahun terakhir dalam Yen:

Harga emas selama 2 tahun terakhir dalam Yen

Baru sekarang saya aware terhadap hal ini.. dan saya lumayan menyesal. Dengan menyimpan uang kertas, purchasing power saya telah berkurang 36% dalam 2 tahun. Kalau –let say– 2 tahun yang lalu saya punya uang 10 juta Yen, maka saat itu saya bisa membeli 111 oz emas. Dengan jumlah uang yang sama, hari ini saya hanya akan mendapat 73 oz saja.

Devaluasi mata uang Yen telah dengan paksa merampas 36% real value dari purchasing power yang saya miliki 2 tahun yang lalu… ahh.. betapa ignorant nya saya dulu…

Sedangkan trend harga emas terhadap Yen selama 10 tahun terakhir bisa dilihat di grafik berikut:

Harga emas selama 10 tahun terakhir dalam Yen

Penurunan purchasing power Yen relatif terhadap emas dapat lebih mudah dipahami dengan menggunakan grafik yang menunjukan perubahan jumlah emas yang dapat dibeli dengan sejumlah uang Yen dari tahun ke tahun. Grafik berikut ini adalah hasil rekonstruksi kasar dari grafik diatas, menunjukan jumlah emas yang dapat dibeli (dalam satuan oz) dengan menggunakan uang sejumlah 100,000 Yen:

Jumlah emas yang dapat dibeli dengan 100,000 Yen

Dalam 10 tahun, harga emas relatif terhadap Yen telah naik sebesar 216%, atau dengan kata lain Yen telah kehilangan purchasing power nya sebesar 68% dalam 10 tahun. Dengan demikian tingkat devaluasi rata2 Yen per tahunnya adalah sekitar -11%/tahun. Jadi kalau kita menyimpan sumber daya yang kita miliki dalam bentuk tabungan uang kertas di bank, kita memerlukan bunga bank (interest) minimal 11%/tahun, hanya untuk mencegah menurunnya purchasing power kita dari tahun ke tahun. Tapi apa ada bank yang memberi bunga setinggi itu? sepertinya tidak ada, apalagi bank2 di Jepang.

Dalam beberapa situasi sangat khusus yang relatif jarang terjadi, purchasing power emas memang bisa saja meningkat, dengan demikian kegiatan menyimpan emas bisa saja memberi keuntungan real. Tapi dalam kondisi normal, memiliki emas sama sekali tidak memberi keuntungan dan tidak membuat kita jadi lebih kaya. Emas hanya menjaga purchasing power kita, dan dengan demikian membuat kita tetap kaya.

Konsep dasarnya sebenarnya amatlah sederhana: kegiatan investasi yang membuat kita menjadi lebih kaya haruslah mengandung proses produksi, baik itu berupa produksi barang maupun jasa, dan kegiatan menyimpan emas jelas sama sekali tidak mengandung kegiatan produksi apapun. Menyimpan emas lebih merupakan kegiatan spekulasi (untung2an) ketimbang investasi.

Kalau kita ingin menjadi lebih kaya, jauh lebih baik berinvestasi di hal2 yang riil, seperti memiliki aset berupa perkebunan, peternakan, sawah, pabrik, restoran, rumah kontrakan, minimarket, dlsb.

One thought on “Emas sebagai investasi?

  1. Atau bisa juga beli saham Bos Syei :D. Kebetulan aku juga investasi kecil-kecilan di saham (Adaro dan Surya Internusa). Kalau di saham segala keuntungan dan kerugian perusahaan jadi milik kita (sesuai proporsi kepemilikan) dan menurut Warren Buffett saham adalah instrumen investasi yang paling bagus dibanding emas. Karena uang kita akan diputar sebagai modal perusahaan, sedangkan kalau emas 1 kg sampai kapanpun akan tetap jadi 1 kg.

    Syeilendra said..
    Bener bos Ted, klo saham memang investasi, karena korporasi yang kita “beli” biasanya memang memiliki bisnis yang real, walaupun kadang ada juga sih korporasi yang usahanya agak nyeleneh. Misalnya uang dari investor dipakai untuk spekulasi emas/rumah.

    Btw saham dan emas ga bisa dibandingkan sebagai instrumen investasi Ted, karena emas bukanlah investasi, tapi spekulasi.

    Mantap nih bos Ted, sudah jadi investor 🙂

Leave a comment