Category: General

Alhamdulillah Istriku Sembuh dari COVID-19

Wabah COVID sudah setahun lebih melanda dunia sejak Februari/Maret 2020. Selama waktu tersebut saya dan istri pernah beberapa kali bergejala batuk pilek, tapi alhamdulillah selalu sembuh dengan relatif cepat. Hari Selasa 15 Juni 2021, sepulang dari suatu urusan di Dago, istri saya merasa tidak enak badan, pilek dan ada batuk juga, sedangkan saya merasa baik2 saja. Kami segera ke praktek dokter di dekat rumah (dr. Octy), dan di swab antigen (biaya Rp. 190rb/orang) dengan hasil negatif COVID. Pasien di klinik tsb antri banyak sekali, dan dokternya bilang di klinik dia skrg bisa sehari 7-8 orang yang hasil swab nya positif. Dokter kemudian memberi beberapa obat flu untuk 5 hari.

Tanggal 20 Juni istri saya belum sembuh juga, dan saya juga mulai ada batuk pilek juga. Akhirnya kami ke klinik lagi, kami di swab antigen dengan hasil negatif COVID, kemudian kami diberi obat2an untuk 5 hari. Antrian pasien juga penuh banyak sekali. Saat itu dokternya bilang positivity rate di klinik dia sudah belasan orang per harinya.

Perlengkapan Perang

Hari Jumat 25 Juni kami ternyata belum sembuh juga, istri saya sudah merasa indra penciumannya berkurang. Dan kami ke klinik lagi, kali ini antrian pasien benar2 luar biasa banyaknya. Karena istri merasa lelah untuk menunggu lama, akhirnya kami menuju RS UKM saja. Di sana kami diminta swab antigen lagi (biaya Rp. 200rb/orang), dan kali ini hasil swab istri saya positif covid….. sedangkan saya negatif walau ada gejala batuk pilek. Tentu saja kami kaget dan shock sekali.. sy tiba2 merasa lemas..

Dokter di RS UKM mengarahkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, dan memberi obat2an sbb untuk pemakaian 5-7 hari (harga sekitar Rp. 1.2 juta):

  • Avigan 200mg tablet
  • Dexamethasone 0.5mg tablet
  • Imboost force tablet
  • Paratusin tablet

Kami juga segera membeli vitamin/suplemen, vitamin C 1000 mg, vitamin D 1000 IU, vitamin E 300 IU, Redoxon, tablet multivitamin & mineral, dan kapsul minyak ikan omega complex. Selain itu kami juga membeli madu, kapsul habbatussaudah, dan kapsul qusthul hindi. Kami juga tentu membeli makanan2 bergizi seperti telur, susu, sosis, nugget, buah2an, dll.

Istri saya menjalani isolasi di salah satu kamar di rumah kami. Saya segera melaporkan ke pak RT, dan juga ke satgas COVID kelurahan (Bu Roro), melalui WA. Hari Minggu 27 Juni saya swab antigen lagi, dan alhamdulillah hasilnya tetap negatif. Karena saya termasuk kontak erat dengan pasien COVID, Bu Roro mengarahkan saya untuk melakukan swab PCR gratis di puskesmas dekat rumah kami. Saya datang ke puskesmas hari Jumat 2 Juli, kondisi ternyata ramai, banyak yang test swab. Di meja pendaftaran saya bilang bahwa diarahkan oleh satgas COVID untuk swab PCR. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya nama saya dipanggil, tapi ternyata saya malah akan di swab antigen. Saya sudah bilang bahwa saya daftarnya swab PCR, tapi petugasnya ngotot dan saya langsung di swab antigen. Laahh gmn inih??? Akhirnya saya ke meja pendaftaran lagi dan komplain, dan setelah “ngobrol2” sebentar akhirnya saya boleh PCR, jadilah pagi itu saya 2X di swab. Btw kalau antigen diambil sampel 1X saja dari hidung, sedangkan PCR diambil sampel 1X dari hidung dan 1X dari mulut. Selasa 6 Juli hasil PCR dikirim oleh Bu Roro via WA, alhamdulillah hasilnya saya negatif COVID.

Sejak istri saya dinyatakan positif tanggal 25 Juni, gejala yang dialami adalah batuk, pilek, dan hilang indra penciuman, alhamdulillah tidak pernah mengalami gejala berat. Suhu tubuh dan saturasi oksigen juga kami pantau beberapa kali sehari menggunakan termometer digital dan oxymeter digital, alhamdulillah kondisinya selalu baik dan stabil, tidak ada demam dan saturasi oksigen selalu diatas 95%. Tanggal 30 Juni kondisi istri saya alhamdulillah sudah baik, penciuman juga sudah mulai kembali. Beberapa obat2an dari dokter sudah habis tetapi batuk istri saya belum sembuh betul. Setelah konsultasi dengan Bu Roro, diarahkan untuk membeli obat Azithromycin 500 (dosis 5 hari), dan Ambroxol untuk pengencer dahak. Setelah 10 hari, alhamdulillah gejala2nya hampir seluruhnya sudah hilang. Jumat 9 Juli istri saya swab antigen di RS UKM, hasilnya alhamdulillah sudah negatif COVID. Kemudian Sabtu 10 Juli istri saya swab lagi, kali ini swab PCR di RS UKM dengan biaya Rp. 920rb. Besoknya hasil PCR tsb keluar dengan CT-value 35, yang artinya masih ada terdeteksi sedikit sisa2 material genetik virus Corona. Selama beberapa hari berikutnya kami putuskan bahwa istri saya masih perlu isoman dulu sampai kami yakin sudah “aman”.

Alhamdulillah ya Allah.. istriku sembuh pulih sehat kembali setelah terkena COVID-19 …