Status kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi di Jepang

Artikel ini bertujuan memberi gambaran singkat mengenai status reaktor2 nuklir di PLTN Fukushima Daiichi. Penjelasan mengenai kronologi kecelakaan Fukushima, atau mengenai tingkat dan dampak radiasi dapat ditemukan pada beberapa artikel lain diluar blog ini.

3C: Control, Cool, Contain

Teknologi nuklir dikembangkan berdasarkan konsep 3C, yaitu Control, Cool, dan Contain. Reaktor nuklir tidak akan memberi dampak negatif ke lingkungan sekitar selama konsep 3C ini terpenuhi:

  1. Control: reaksi fisi nuklir di dalam reaktor harus selalu terkendali
  2. Cool: bahan bakar nuklir harus selalu terdinginkan
  3. Contain: material radioaktif tidak boleh lepas ke lingkungan

Pada kasus Fukushima Daiichi, konsep Control sudah terpenuhi, dimana seluruh unit secara otomatis mati (shutdown) sesaat setelah gempa, dengan demikian tidak ada lagi reaksi fisi nuklir di dalam reaktor. Konsep Cool juga sebenarnya sempat terpenuhi, sampai tsunami datang dan merusak sumber daya listrik sistem pendingin. Dengan hilangnya fungsi Cool, fungsi Contain menjadi tidak berjalan dengan baik, sehingga sebagian material radioaktif lepas ke lingkungan.

Status PLTN saat ini

PLTN Fukushima Daiichi termasuk jenis Boiling Water Reactor (BWR), dimana di dalam gedung reaktor jenis ini, pada umumnya material radioaktif terdapat pada 2 struktur, yaitu di dalam Reactor Pressure Vessel (RPV), dan di dalam Spent Fuel Pool (SFP).

http://www.gereports.com/deconstructing-the-new-york-times/

Berkaitan dengan fungsi Contain, reaktor nuklir jenis ini dirancang memiliki 5 level “pertahanan” (defense) untuk mencegah keluarnya material radioaktif dari RPV, dan 3 level pertahanan untuk SFP.

5-level pertahanan material radioaktif di dalam RPV:

  1. Fuel pellet
  2. Cladding
  3. Reactor Pressure Vessel
  4. Containment Vessel
  5. Reactor Building

3-level pertahanan material radioaktif di dalam SFP:

  1. Fuel pellet
  2. Cladding
  3. Reactor Building

Material radioaktif akan lepas ke lingkungan apabila terdapat kerusakan pada tiap level pertahanan, dimana jumlah radioaktif yang lepas bergantung pada tingkat kerusakan di tiap level pertahanan.

Status sistem pertahanan PLTN Fukushima Daiichi dapat dilihat pada tabel2 berikut (per 25 Maret, 10 am).

5-level pertahanan material radioaktif di dalam RPV:

Defense level Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 5 Unit 6
1st (Fuel pellet) Damaged Damaged Damaged None Safe Safe
2nd (Cladding) Damaged Damaged Damaged None Safe Safe
3rd (RPV) Unknown Unknown Unknown Safe Safe Safe
4th (Containment Vessel) Safe Damaged (suspected) Safe Safe Safe Safe
5th (Reactor Building) Damaged (severe) Damaged (slightly) Damaged (severe) Damaged (severe) Safe Safe

 

3-level pertahanan material radioaktif di dalam SFP:

Defense level Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 5 Unit 6
1st (Fuel pellet) Unknown Unknown Damaged (possibly) Damaged (possibly) Safe Safe
2nd (Cladding) Unknown Unknown Damaged (possibly) Damaged (possibly) Safe Safe
3rd (Reactor Building) Damaged (severe) Damaged (slightly) Damaged (severe) Damaged (severe) Safe Safe

 

Strategi penanganan kecelakaan

Tujuan utama dari usaha2 penanganan kecelakaan reaktor nuklir Fukushima adalah mengaktifkan kembali sistem pendingin (sirkulasi air) pada Reactor Pressure Vessel  dan Spent Fuel Pool. Karena reaktor2 tua ini masih menggunakan sistem pendingin aktif (memerlukan listrik untuk dapat bekerja), maka ketika seluruh sumber daya listrik terputus akibat gempa dan tsunami, praktis seluruh sistem pendingin menjadi tidak berfungsi.

Hambatan terbesar untuk memperbaiki sistem pendingin adalah bahwa beberapa bagian reaktor terlanjur mengalami kerusakan, sehingga material radioaktif lepas ke luar gedung reaktor, mengakibatkan tingkat radiasi yang tinggi di sekitar gedung reaktor. Tingkat radiasi yang tinggi inilah yang berpotensi mengancam kesehatan para pekerja yang akan memperbaiki sistem pendingin reaktor.

Dengan demikian, hal pertama yang harus dilakukan adalah menurunkan tingkat radiasi di sekitar reaktor. Hal ini dilakukan salah satunya dengan cara mencegah bertambah parahnya kerusakan bahan bakar nuklir, yaitu dengan cara didinginkan, memasukan air secara terus-menerus ke dalam reaktor. Ketika tingkat radiasi sudah tidak terlalu tinggi dan keadaan reaktor menjadi stabil, maka para pekerja dapat mendekati reaktor untuk memperbaiki sistem pendingin reaktor.

Dengan demikian, secara sederhana langkah2nya adalah sebagai berikut:

  1. Memperbaiki jaringan listrik menuju komplek reaktor
  2. Menghubungkan reaktor dengan jaringan listrik eksternal
  3. Memeriksa komponen2 sistem pendingin, dan memastikan bahwa komponen2 tersebut masih bisa bekerja
  4. Menyalakan sistem pendingin (sirkulasi air)
  5. Memastikan bahwa bahan bakar nuklir dalam kondisi dingin dan stabil

Status usaha2 yang dilakukan untuk memperbaiki sistem pendingin reaktor dapat dilihat pada tabel berikut (per 25 Maret, 10 am):

AC Power Power Connection Integrity Checks Cooling Systems Activation Cool & Stable
Unit 1
YES
YES
ON GOING
NO
NO
Unit 2
YES
YES
ON GOING
NO
NO
Unit 3
YES
YES
ON GOING
NO
NO
Unit 4
YES
YES
ON GOING
NO
NO
Unit 5
YES
YES
YES
YES
YES
Unit 6
YES
YES
YES
YES
YES

Dengan demikian kita menunggu berita dari TEPCO bahwa seluruh unit dalam kondisi dingin dan stabil.

Sumber data:

Beberapa artikel terkait kecelakaan nuklir Fukushima Daiichi:

4 thoughts on “Status kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi di Jepang

  1. Jadi anggota Tim Nuklir di Crisis Center KBRI Tokyo ya bos? semangat ya, semoga barokah…banyak yg menunggu info dari tim ini. Salam dari Kyoto

    Syeilendra said..
    Yoi bos, kmarin sampe kira2 H+10 ikut bantuin d KBRI, klo minggu ini sy udah rada2 non-aktif neh, thanks 🙂
    smoga krisis nuklir nya segera bisa selesai..

  2. artikel yang menarik…
    paling tidak saya sebagai orang awan, bisa mendapat gambarannya. bagaimana keadaan sekarang ini?
    apa efek terdekat jika terkena radiasi nuklir ini?
    thx a lot

    Syeilendra said..
    Hello AlilIna

    hmm.. keadaan sekarang ya? data kuantitatif yang termasuk penting dan bisa diamati langsung oleh kami sih ya tingkat radiasi di udara n air minum, di Tokyo sih keduanya termasuk rendah dan hanya sedikit lebih tinggi dari kondisi normal.

    efek radiasi nuklir ya bisa macam2, tergantung dosisnya, kalau tidak salah dosis yang mulai jelas berbahaya adalah 100 mSv/tahun, tapi setau saya pemerintah Jepang (yg memang selalu konservatif) menetapkan batas 20 mSv/tahun sebagai batas aman.

    Thanks too 🙂

  3. thanks untuk artikelnya, sy benar2 butuh data akurat untuk menunjang penyusunan skripsi sy, sekali lagi terima kasih 🙂

Leave a comment